WATT DARI AIR
Tenaga air pada suatu waktu merupakan
yang tertua dan yang paling berkembang dari teknologi energi yang dapat
diperbaharui. Tiga ribu tahun lalu, kincir air menyediakan manusia pengganti
tenaga otot untuk pertama kalinya, kincir air digunakan untuk menggiling jagung
dan mengalirkan air pada sistem irigasi. Alat-alat dari kayu yang berbunyi
kriut-kriut, yang dibangun secara bebas di bagian-bagian yang berbeda, yang
merupakan nenek moyang dari instalasi hidrolistik raksasa yang suda maju saat
ini, yang membangkitkan 19 persen listrik dunia dengan efisiensi operasinya
mencapai 90 persen.
Bendungan Tiga
Ngarai di China
Pembangkit tenaga hidrolistik bekerja dengan prinsip
yang sederhana. Turbin memeras energi dari air yang bergerak saat ia mengalir
menuruni sebuah sungai dan menggunakan energi ini untuk menggerakkan generator
listrik. Membendung sungai memberikan kontrol lebih lanjut pada sejumlah besar
air yang mengalir melalui turbin, sehingga keluaran pembangkit tenaga
hidrolistik dapat disesuaikan dengan permintaan. Instalasi yang terbesar saat
ini ada di Itaipu di Sungai Parana di Brasil, yang memiliki kapasitas lebih
dari 10.000 MW – setara dengan 10 pembangkit tenaga berbahan bakar fosil yang
besar – dan mengatur aliran pada laju 9.000 ton tiap detik. Bendungan Three
George di Sungai Yangtze milik China, yang seharusnya diselesaikan di tahun
2010, akan memiliki kapasitas 19.000 MW dan menyediakan 10 persen listrik
China. Bangunannya akan menghasilkan sebuah reservoir sepanjang 630 km (375
mil).
MASA DEPAN HIDRO
Meskipun tenaga hidrolistik bersih, tak menghasilkan
emisi pada pengoperasiannya, keperluan pembangunan secara besar-besaran jelas
menunjukkan kelemahan. Reservoir raksasa yang dihasilkan oleh bangunan di
Yangtze akan menggusur lebih dari 1 juta orang, menenggelamkan 100 kota, dan
menghancurkan banyak habitat yang
berharga. Bendungan dapat mengumpulkan polutan yang memasuki air dari kota-kota
di hulu dan mengganggu aktivitas penting di hilir. Contohnya, kontruksi
bendungan Aswan di Mesir tahun 1964 dengan serius merusak persediaan ikan dan
industri perikanan di Timur Mediterania.
Generasi hidrolistik memiliki potensi besar yang belum
dikembangkan. Kapasitas dunia saat ini sekitar 700 GW merupakan sebagian kecil
dari perkiraan 3 TW yang akan dapaat dibangkitkan jika semua sumber yang dapat
diperbaharui dipergunakan. Saat ini, penggunaan pembangkit hidrolistik
meningkat di seluruh dunia, tetapi hanya pada laju yang relatif sedang sebesar
1,5 persen per tahun. Penerapannya diperlambat oleh masalah sekitar kelayakan
ekonomis dan dampaknya pada lingkungan karena pembangunan bendungan dan
reservoir secara besar-besaran.
Pertumbuhan pemanfaatan tenaga hidrolistik pada skala yang
lebih kecil (disebut mikrohidro) yang bisa meniupkan kehidupan baru pada
teknologi tua ini. Pembangkit tenaga listrik mikrohidro memiliki kapasitas
kurang dari 5 MW, ideal untuk penyediaan di dusun-dusun dan industri lokal
tanpa biaya untuk tenaga transmisi jarak jauh. Mereka memiliki benturan minimal
pada lanskap dan terkadang dapat
dipasang pada jaringan pipa air dan pintu-pintu air yang ada sehingga
meminimalkan konstruksi kerja. Mikrohidro sedang berkembang di negara-negara
seperti China, di mana lebih dari 100.000 unit telah dibangun, dan teknologinya
berkembang dengan cepat menjangkau seluruh dunia.
TENAGA GELOMBANG
Pembangkit tenaga hidrolistik sesungguhnya hanya sebuah
alat untuk menyalurkan energi matahari ke tangan yang kedua. Panas dari matahari yang
mengendalikan sistem cuaca di bumi, menguapkan air yang kemudian jatuh sebagai
hujan untuk menjadi sumber aliran air dan sungai-sungai.
Hal yang sama berlaku pada teknologi yang dapat diperbaharui yang lain yang berbasis pada air yang bergerak – yaitu tenaga gelombang. Gelombang terjadi saat angin menggerakkan permukaan laut yang terbuka dan menciptakan gelombang badai lokal. Energi turbulennya melesap dan dibawa pergi dengan jarak lebih dari ribuan kilometer dalam bentuk gelombang besar yang lebih halus. Saat gelombang mendekati pantai yang dangkal, mereka kehilangan 60 persen energinya karena gesekan dengan dasar laut.
Hal yang sama berlaku pada teknologi yang dapat diperbaharui yang lain yang berbasis pada air yang bergerak – yaitu tenaga gelombang. Gelombang terjadi saat angin menggerakkan permukaan laut yang terbuka dan menciptakan gelombang badai lokal. Energi turbulennya melesap dan dibawa pergi dengan jarak lebih dari ribuan kilometer dalam bentuk gelombang besar yang lebih halus. Saat gelombang mendekati pantai yang dangkal, mereka kehilangan 60 persen energinya karena gesekan dengan dasar laut.
Tenaga gelombang secara intrinsik lebih sulit
dimanfaatkan daripada energi sungai yang mengalir. Gelombang tidak selalu
bergerak pada arah yang seragam, dan beberapa alat yang direncanakan untuk
memeras energi laut pada keadaan normal harus dapat menahan pukulan secara
periodik oleh hantaman yang paling hebat. Kesulitan tersebut belum menghentikan
para insinyur untuk merancang alat-alat yang bagus untuk mengambil energi
gelombang menjadi kerja, Alat tersebut secara garis besar dikelompokkan menjadi
dua – mengambang dan menetap.
Peralatan
mengambang menarik karena peralatan ini dapat disebarkan jauh ke lepas pantai
dimana gelombang masih penuh dengan energi tetapi juga membuat peralatan ini
sulit untuk mendapatkan pemeliharaan rutin, memerlukan kabel transmisi tenaga
yang panjang sampai ke darat agar tidak mudah rusak. Sebuah peralatan
mengambang yang menjajikan disebut “clam” adala cincin berbentuk donat dengan
12 ruang yang saling menyambung, dengan diameter keseluruhan sekitar 70 m (230
kaki). Pada tiap ruangan tertutup yang berisi udara memiliki sebuah dinding
karet lentur yang menghadap permukaan
laut yang terbuka. Saat gelombang-gelombang menggempur dinding, udara di dalam
ruangan dipaksa melalui turbin masuk ke ruang yang berdekatan dan generator
kecil yang dihubungkan dengan turbin membangkitkan tenaga.
Sampai sekarang ini, peralatan mengambang telah diuji
hanya pada tahap bentuk dasar. Meskipun demikian, peralatan tetap sudah
menyediakan tenaga di berbagai negara seperti Inggris, Portugal, dan Norwegia,
yang dibatasi oleh lautan luas, dan biaya pembangunan serta instalasinya yang
tinggi mungkin memiliki periode pengembalian modal dalam jangka panjang. Dewan
Energi Dunia memprakirakan bahwa 2 TW tenaga – seperenam dari kebutuhan dunia –
secara teori dapat dipanen dari lautan dunia, tapi kenyataannya pengubahan
energi gelombang masih kecil pertumbuhannya. Besar kemungkinan bahwa teknologi
hanya akan menguat kedudukannya pada beberapa dasawarsa mendatang di daerah
terpencil dan banyak badai dimana energi konvensional sangatlah mahal.
DAFTAR PUSTAKA
Marek Walisiewicz, 2002, Altenative Energy,
(Dorling Kindersley Limited: London)
0 komentar:
Posting Komentar