Selasa, 31 Oktober 2017

“PELUANG BISNIS DAERAH PERKANTORAN DI JALAN PRAMUKA JAKPUS”



ASSALAMUALLAIKUM WAROHMATULAHI WABAROKATUH !

Apa kabar semua nyaa, semoga yang membaca blog ini dalam keadaan baik dan sehat wal afiyat semua yaa J
Kali ini saya akan membuat blog tentang Peluang Bisnis di daerah Perkantoran, untuk memenuhi tugas dari Dosen Ibu Sarah Widia, yaitu tugas softskill Mata Kuliah Kewirausahaan.

Ok, Let’s check out!

“PELUANG BISNIS DAERAH PERKANTORAN DI JALAN PRAMUKA JAKPUS”

Identifikasi Masalah

Permasalahan yang saya lihat disitu ialah tidak ada nya rumah makan di sepanjang jalan tersebut, padahal disitu terdapat beberapa perkantoran yang tentunya memiliki karyawan yang banyak pula, sebut saja Askrida Tower, IS PLAZA, Graha BNPB, dan Gedung LIA.

Peluang Bisnis yang Memungkinkan

Melihat tempat yg sangat strategis di sepanjang jalan tersebut, maka saya akan menyewa rukan di sebelah Askrida Tower, terdapat rukan kosong yang sangat pas untuk saya membuka bisnis. Yaitu “RUMAH MAKAN KEBAKAR”

Rincian Usaha Bisnis
 
“RUMAH MAKAN KEBAKAR” menyajikan serba-serbi makanan yang dibakar, seperti nasi bakar, ayam bakar, ikan bakar, bebek bakar. Tentunya juga menawarkan pilihan sajian yang selain dibakar, seperti di goreng, juga menawarkan makanan sayur sayuran sebagai pelengkapnya. Kisaran harga yang ditawarkan mulai dari Rp 13.000,-  – Rp 35.000,-.

Selanjutnya yang menjadi juru masak Ibu, dengan bantuan 4 Karyawan, sementara untuk urusan belanja kebutuhan dagang itu urusan Ayah, sedangkan saya yang mengatur keuangan dan pemasaran Rumah Makan ini.

Untuk jam buka Rumah Makan ini mengikuti hari kerja yaitu Senin-Sabtu, mulai pukul 07.00 WIB – 17.00 WIB.

Semoga dengan menganalisis peluang bisnis ini, dapat benar-benar saya jalankan bersama keluarga dengan sebaik-baiknya. Untuk itu mohon doa dan dukungan serta masukan dari kalian.

TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA
WASSALAMUALLAIKUM WAROHMATULLAHI WABAROKATUH

Kamis, 05 Oktober 2017

CERPEN "BATTLE OF SUADRON"




BATTLE OF SQUADRON

Image result for BATTLE CARTOON

Wajah itu teramat melas, tergeletak seakan tak berdaya, tubuhnya yang lunglai seperti kekurangan gizi, membuat semakin rapuh gerak badan, matanya melihat namun seakan tak bisa melihat, bulu-bulu nya yang hitam-putih terurai berserakan, menambah kesan sengsara pada dirinya. Namanya Rambo, Kucing legenda yang kini pesakitan, dulu ia kebanggan rakyatnya, panglima dari segala panglima, strateginya yang jitu selalu bisa membawa pulang banyak sasaran, wawasan akan tempat bergerilya pun sudah banyak yang ia tau, bisa dibilang Rambo ini seperti ‘Rembo’ yang dari film barat itu.
Bergelinang air mata begitu menyayat hati ketika rakyat nya tau bahwa Rambo kini sakit, ia babak belur saat bergerilya kemarin, ia dikeroyok habis-habisan kala itu, demi melindungi pasukannya yang saat itu kalah jumlah, kala itu Joni rekan satu tim nya yang ditugaskan untuk mengcover dirinya yang ingin menyerang ketengah stage, tib-tiba Joni dihempas lawan dari belakang, membuat Rambo tak berdaya, Joni tergeletak saat itu juga, rekan satu timnya kini tertekan, membuat lawan semakin percaya diri menyerang, banyak pasukan yang mati, untung saja saat itu hujan datang, pertempuran hebat itu pun berhenti. Rambo sudah sekarat, kaki dan tangannya patah, wajahnya babak belur, sendi-sendinya tergeser, wajahnya membiru, dan seakan membuatnya sudah tak tersadar lagi.
Kini Rambo masih dalam masa pemulihan, sudah hampir enam bulan ia tergeletak di ranjang. Sementara disatu sisi, musuh sudah mengetahui akan keadaan Rambo yang sekarat, mereka sedang menyiapkan strategi jitu untuk menyerang Istana Catring, perseteruhan antara Kucing dan Tikus ini memang tidak ada habisnya, dari abad ke abad sampai silih bergantinya Raja diantara keduanya, permusuhan kedua kubu tak pernah selesai, seakan dendam dan amarah sudah mendarah daging turun menurun. Kini si Raja Tikus Paulo sedang sumringah mengetahui bahwa panglima kucing yang di agung-agungkan itu sedang terkapar, Paulo pun tak mau lengah, ia sudah menyiapkan strategi untuk menyerang Istana Catring. Panglimannya Jone kini sedang ‘on fire’ untuk menyerang. Jone sendiri merupakan tikus spesialis didikan organisasi CSM (Central Secure of Mouse) yang kini sudah melarikan diri dari sana, ia sudah banyak sekali pengalaman dalam hal penyusupan maupun pengintaian, ditambah lagi badannya yang kekar dengan sebuah tindik di telinga sebelah kanan yang ia dapatkan di CSM semakin menambah khas kegagahannya, tindikan itu bukan main-main, hanya tikus-tikus terpilih ‘specialist’ yang bisa mendapat tindikan itu.

Istana Catring sedang dalam keadaan darurat, penjagaan disana disini dilakukan 24 jam untuk mengantisipasi penyerangan pasukan Tikus, semua unit dari berbagai lini waspada pada masing masing titik. Detasemen Anti Huru Hara terlihat sedang berdiskusi untuk mengatur keadaan rakyat agar tidak panik akan hal ini. Semenjak datang kabar bahwa Pasukan Tikus akan menyerang balik Istana Kucing membuat rakyat kucing mulai resah, ditambah panglima mereka Rambo sedang dalam masa pemulihan. Kini Detasemen Anti Huru Hara sementara diketuai oleh Ben, anak satu satunya dari Rambo, kepiawaiannya dalam mengatur strategi sama halnya dengan Ayahnya, memang betul kata pepatah ‘buah tak pernah jatuh jauh dari pohonnya”. Ben yang saat ini baru lulus dari Akademi Senat Kucing Bertaji merupakan andalan dikala Ayahnya sedang sakit, ia menjadi satu satunya lulusan yang ditugaskan untuk menyerang para manusia di perumahan Greenvile, ia berhasil membawa banyak sekali persediaan dalam satu minggu penyerangan. Itulah yang membuatnya kini bisa dianggap sebagai pengobat rasa ketakutan rakyat Catring untuk melawn para Tikus.


Musim yang saat ini sedang pancaroba, kadang cerah dan kadang pula hujan, membuat penyerangan selalu tertunda, itulah yang dialami para pasukan Istana Mousegear saat ini, mereka sedang mencari cara untuk menangani hal tersebut, untuk itulah kejelian Jone selaku panglima para Tikus sangat diperlukan saat ini. “Bagaimana kalau kita membuat baju anti air?” kata Breck pada saat rapat koordinasi di Istana, Ide itu dipikirkan matang-matang oleh Jone, memang betul baju anti air merupakan ide jitu untuk keadaan hujan dikala perjalanan, namun baju ini dapat menjadi penghambat saat sedang berperang, akan membuat kelincahan kita dalam menyerang menjadi berkurang. Lalu Jone kembali berpikir, ia teringat perihal pesan Dr. Keep, ilmuwan saat di markas CSM dulu, saat itu Dr. Keep sedang melakukan eksperimen bagaimana membuat sayap pelindung anti air, yang tentunya tanpa mengurangi kegesitan dan kelincahan pemakainya. Dr. Keep pernah bilang jika kau sewaktu-waktu mau menginginkan alat ini, kau tinggal bilang saja kepadaku. Langsung saja tanpa basa basi, dan banyak ngomong, Jone langsung meminta untuk tele conference langsung dengan Dr. Keep. Selang beberapa hari setelah tele conference antara keduanya, alat sayap pelindung anti air itu sudah ada di markas Detasemen Mousegear, berkat wawasan dan kepiawainnya kini Jone memerintahkan untuk memodifikasi sayap pelindung itu agar dapat terealisasikan, dan juga diperbanyak untuk dikenakan pasukan Tikus saat berperang, hal ini membuat pasukan Tikus diistirahatkan untuk selama tiga bulan guna menunggu alat impian Jone dapat terealisasikan.

Hujan yang terus datang tiba tiba membuat dua perseteruhan kubu ini menjadi menurun, para tikus kini sedang asyik asyiknya menunggu alat pelindung anti air itu jadi nyata, namun disatu sisi para Kucing kini dalam ambang kekhawatiran, karena beberapa tanggul danau dalam Istana jebol akibat hujan deras, ini membuat sebagian wilayah dilanda genangan banjir, sistem drainase yang buruk juga menjadi salah satu penyebab musibah ini terjedi. Raja Alexanders segera memerintahkan Detasemen Penanggulangan Bencana untuk segera mengevakuasi para rakyat kucing menggunakan helikopter, akibat bencana ini membuat ratusan kucing yang tidak bisa bertahan mati, karena terlalu banyaknya air, sehingga terserang penyakit diare. Dua musuh bebuyutan ini memang sama sama punya kelemahan, yaitu takut air. Maka tak ayal dua kubu ini selalu berperang pada saat musim kemarau, jika dimusim hujan jarang sekali dua kubu ini berperang. Akibat musibah ini rakyat kucing semakin terpuruk, ditambah kegelisahan yang mengantui jika sewaktu waktu para Tikus menyerang.

Sisi barat kota yang paling parah terendam banjir kini sudah mulai surut, para rakyat sudah diperbolehkan kembali ke rumah masing-masing untuk membersihkan lumpur dari sisa banjir. Ben kini sedang dirumah untuk merawat ayahnya Rambo, ia sudah pulih namun belum dalam keadaan fit. Ben memang satu satunya anak Rambo yang masih setia untuk merawat Ayahnya, saudaranya yang lain Zoya dan Serry sudah menikah dan sibuk mengurus keluarga. Ben anak terakhir dari tiga bersaudara itu dan ia satu satunya lelaki, ditambah Ibunya Leyn sudah meninggal saat melahirkan Ben, ia pun tak pernah tau bagaimana wajah Ibunya itu, ia hanya bisa melihat dari bingkai foto yang dipajang ditembok berwarna biru dirumahnya, senyum yang merekah begitu indah, sungguh pandai Ayahnya menikah dengan Ibunya, sangat serasi. Begitu terlintas dalam pikiran Ben.

*** 

Langit yang menguning dan bunga bunga yang mulai merekah menandakan musim hujan berganti musim semi, semua makhluk menyambut akan hal ini, burung keluar sarang untuk menyasar mencari rezeki, termasuk para lebah lebah yang kini sedang senang karena berlimpahnya madu. Namun keceriaan itu tak terasa bagi rakyat kucing, kini rakyat ketakutan, keadaan kota baru pulih karena banjir kemarin. Para pasukan yang sedang bersiap untuk menyambut kedatangan tamu perang berusaha untuk menata fisik dan mentalnya. Dilain pihak pasukan dari Mousegear sedang bersiap untuk berperang, dikabarkan pasukan Mousegear akan berangkat besok fajar. Dimalamnya di rapat koordinasi di Istana, Jone sedang berkoar menyemangati pasukannya untuk membantai seluruh rakyat Catring, Jone seperti seorang narator ulung saat itu, ‘Buktikan pada dunia bahwa para tikus bisa! kita bisa mengalahkan para kucing! kita kuat dan lincah! keluarkan semua semagat membara dalam diri kalian’, kata katanya itu semakin membuat riuh para tikus, semua berteriak serentak mengatakan “Berjayalah Mousegar!”.

Fajar akan muncul beberapa saat lagi, masing masing pemimpin regu sedang membagikan alat sayap pelindung yang menjadi andalan itu. Setiap regu dibagi atas regu petarung yang bertugas menjadi pintu garda depan untuk menyerang pasukan kucing, regu petarung mempersenjatai dirinya dengan pedang dan tameng, ditambah topeng khas dan baju besi serta sayap pelindung dipunggung mereka. Serta di regu penghancur bertugas untuk mengobrak-abrik jantung kota dan membakar setiap wilayah vital kota, regu penghancur ini membawa gada ditangan kanan mereka sambil menunggangi kuda putih khas kerajaan Mousegear yang tangguh. Dibelakangnya ada regu pemanah sebagai garda terakhir untuk mengcover semua pasukan, regu ini membawa panahan perak yang merupakan ciri dari pasukan Mousegar. Semua pasukan kini dalam keadaan siap untuk penyerangan, termasuk Jone sebagai panglima, Jone sendiri menunggangi kuda, dengan memakai topeng dan baju besi, serta sebuah gada ditangan kanannya, dan sebilah pedang Bhytcorys diikat dipinggangnya, pedang ini merupakan pedang legenda para panglima Tikus yang diturunkan bergilir dari berabad-abad dulu.
Gong terus dibunyikan sepanjang perjalanan, bendera kerajaan berkibar lantang dilangit, ditemani awan merah di cakrawala menandakan semangat keberanian telah mendarah pada pasukan, sambil sesekali riuh berteriak “Berjayalah Mousegear!” semakin mendendangkan keadaan saat itu.

Mentari mulai menyombongkan sinarnya, memberikan cahayanya untuk semua makhluk, bagi rakyat Catring cahaya itu tak terasa baginya di hari itu, cahaya itu seakan terhalang awan hitam, hanya penghambaan dan harapan yang dapat terjadi pada saat itu. Sepanjang mata memandang dari jarak sekitar lima ratus meter dari gerbang istana, terlihat pasukan Mousegear masih mendendangkan gong dan riaknya, baju besi itu terdengar khas akibat bergesekan dengan lekuk tubuh, warna merah berpadu dengan abu-abu menambah ciri pasukan Catring. Semakin dekat dan akan semakin dekat, pasukan Catring sedari tadi sudah bersiap, formasi bertahan ditata dengan rapih oleh panglima Ben, ia menata pasukannya untuk terus bertahan mati matian agar tidak kebobol kedalam kota, regu petarung dipaksa ditempatkan di garda depan, dengan dipersenjatai pedang dan kapak di pinggang, dibelakangnya regu berbadak membawa pedang dan menunggangi badak, badak ini merupakan hewan khas yang hanya hidup di kerajaan Catring, dengan dua buah cula di ujungnya menambah keganasan hewan ini. Dan diregu terakhir ada regu pelindung, yang dipersejatai dengan panahan, serta sepuluh buah alat pelempar api. Semua pasukan mengenakan baju besi di sekujur badan, dengan membawa bendera biru, dengan logo mata kucing bertaji berkibar di setiap sisi pasukan. 

Kini kedua pasukan saling berhadapan, dari jarak sekitar seratus meter, kedua panglima bertatapan dengan mata yang membara, rasa amarah dan dendam terlihat nyata dari kedua pasukan. Dari dalam kota Catring semua rakyat sudah dievakuasi ke ruang bawah tanah kota, untuk menjaga jika sewaktu-waktu gerbang depan kota terbobol. Dengan satu hentakan dari sang panglima, “Seraangg!!!” berduyun duyun pasukan Mousegear berlari menyerang, menghunus pedang dan gada diayunkan menandakan semangat mereka untuk menghabisi lawan. Dengan aba-aba panglima Ben “Seraaangg!!!” pasukan Catring menyerang dengan semangat yang membara pula. Semua berkumul dalam satu titik, para petarung saling membunuh lawan-lawannya, pasukan Mousegear yang sedari awal sudah membuat taktik menyerang “keroyokan” dibuktikan pada saat itu, dikala sedang satu lawan satu, ketika satu dari mereka tertekan, pasukan dibelakangnya membantu, dan membuat si Kucing dikeroyok. Pasukan kucing kini tertekan para petarungnya terus tertekan, regu berbadak diturunkan untuk menyerang. Disisi lawan regu berkuda mereka juga diturunkan, petarung yang masih ada ikut naik ke kuda untuk membantu menyerang. Para tikus dikit lagi sampai ke depan pintu gerbang. Disaat para pasukan berkuda dan berbadak sedang bertarung, dari belakang regu pemanah dari Mousegear terus mengarahkan sasarannya ke atas palang pintu gerbang regu pelindung Catring. regu badak yang sebenarnya diunggulkan, hingga mampu menahan serangan dari regu kuda namun karena banyaknya regu kuda membuat regu badak tertekan, peperangan ini semakin sengit, terlihat panglima mereka mulai saling bertarung satu lawan satu, Ben dengan mata yang tajam serta dengan cakar terasah mulai memberikan serangannya, dengan pedang Stylechrome di tangan pemberian Ayahnya, mereka saling beradu pedang dengan ganasnya. Jone yang mengandalkan kelincahannya kini mulai tertekan, karena Ben mempunyai teknik beradu pedang yang apik, ia adalah anak Rambo, sudah pasti ia diturunkan kemamapuannya oleh Ayahnya. Dengan serangan yang terus menerus, Ben kini menguaasai pertarungan satu lawan satu ini, dengan satu hentakan Ben menggerakan pedangnya kearah kaki Jone, membuat Jone terjatuh, langsung saja Ben menghunus pedangnya ke dada Jone, “Bleppp” Jone terkapar. Ben terlihat gagah saat itu. Namun apalah daya, keguguran Jone tak berarti apa apa bagi Ben, pasukannya terus tertekan karena kalah jumlah, pasukan berkuda kini sudah sampai ke depan gerbang Catring, dari dalam gerbang, ada regu terakhir menjaga gerbang. Keguguran Ben menjadi pelecut amarah kian membara di dada para tikus, mereka dapat membobol pertahanan Catring, merangsek masuk kedalam kota, semua pasuka mengobrak abrik setiap gedung dalam kota, hingga dalam sekejab seluruh kota berhasil dihancurkan oleh pasukan Mousegar, pasukan yang tersisa dari Catring ditawan, semua persediaan dan harta benda dijarah semua oleh pasukan Mousegear.

Dari kejauhan, Ben menangis melihat kotanya dibobol. Dan kini Ben berlari ke titik pertemuan selanjutnya di bukit Westyseel untuk bertemu dengan rakyat Catring, para rakyat sudah diarahkan untuk melewati lorong bawah tanah. Raja Alexanders sangat sedih mengetahui kota nya kini direbut oleh pasukan Mousegear, mereka sudah sampai sedari tadi di bukit Westyseel sedari tadi, hanya para wanita dan anak-anak yang diajak evakuasi, karena semua lelaki harus berperang kala itu, dari semua lelaki yang berusaha mempertahankan kerajaan, hanya Ben lah yang tersisa. Akhirnya Ben sampai dititik pertemuan, Ben dengan tersengal menangis, ia merasa tidak beguna tidak mampu mempertahankan kotanya. Lalu ia dipeluk oleh Ayahnya, “Kau harus semangat Ben! kau sudah berjuang, kau hanya kalah jumlah, ingat kau sudah berhasil membunuh Jone!” Ben tertegun, namun air matanya masih saja mengalir. Ben kini dibiarkan beristirahat hingga mampu menata kembali dirinya. 

Sementara disisi lain, para tikus juga ikut bersedih, mereka kehilangan sosok pemimpin sekaligus pengatur srategi itu. Didalam istana semua rakyat tikus berkumpul, mendoakan kepergian sang panglima. “Ia adalah Jone, panglima yang gagah berani menyerang, Ia adalah Jone sosok yang pandai akan strategi jitu, Ia adalah Jone, sosok yang akan terus dikenang dan dirindukan rakyat Mousegear” semua rakyat riuh menahan haru dan tangis kala itu. Dengan satu suara seluruh rakyat berteriak “Hidup Jone!! Hidup Jone!!”. Dengan semangat kegigihannya serta membawa banyak harta rampasan, Jone diabadikan dalam nama kota di wilayah timur kerajaan dengan nama kota “Cityjone”. Kota ini diperuntukkan untuk tempat berlatih semua pasukan, tujuannya agar para pasukan Mousegear dapat meniru dan mengikuti jejak kegigihan layaknya panglima Jone.
Setelah peninggalan Kerajaan Catring dari rakyatnya, kerajaan itu dikuasai sepenuhnya oleh para pasukan tikus. Bangunan didalamnya hancur berantakan, hanya terlihat sisa sisa pembakaran yang membekas di setiap dinding, didiamkan begitu saja tanpa penghuni, hanya beberapa tikus yang bertugas menjaga di setiap sisi kerajaan.

***

Sepi rasanya, sendirian tanpa satupun teman. Itulah yang sedang dirasakan Ben, akhir akhir ini ia hanya termenung dan menyendiri, kadang ia pergi ke sungai hanya sekedar duduk di bebatuan sungai, dan tentunya sambil termenung kembali. Keadaan rakyat kucing saat ini sudah lumayan membaik, ia membangun desa nya kembali di belakang bukit Westyseel. Walaupun hanya rumah sederhana, namun setidaknya bisa untuk sekedar beristirahat terutama bagi anak-anak kucing. Sungai Westyseel yang jernih dengan arusnya yang tenang membuat siapapun terlarut didalamnya. Ben masih saja terdiam dan hanya sesekali melempar kerikil ke sungai, dalam relung hati dan pikirannya, hanyalah ratapan kekalahan saat itu, ia melihat jelas bagaimana pasukannya dikeroyoki para tikus, lalu ditikam dengan sadisnya, terinjak injak seperti si mungil yang sedang memohon, saat gada diayunkan, menyentuh lekuk tubuh siapapun yang menghadang, daging segar pun terkoyak saat itu juga, membuatnya terus merasakan sakit yang sama pula. 

Dari balik pepohonan bukit, sekilas terlihat kumis tipis diwajahnya, matanya yang indah memandang dari kejauhan. Setiap kali Ben pergi ke sungai, ia selalu mengikuti dibelakangnya, tak tau apa maksudnya, dan mungkin ada rasa yang terpendam dalam bentuk malu pada dirinya. Itulah Resyi, kucing manis yang dari dulu memendam rasa pada Ben, ia ingin sekali datang menghampirinya lalu duduk disampingnya, berbincang dengannya, sambil sesekali menghiburnya, menahan gelak tawa, menghapus sepinya, dan memberi kehidupannya kembali. Namun apalah daya rasa malu lebih besar dalam dirinya. Terdengar ranting kayu terinjak, membuat Ben waspada, ia melihat segala sisi dengan mata tajamnya, terlihat seseorang berlari menjauh kebalik bukit, ia mengejar seseorang itu, namun sudah terlalu jauh, hanya sehelai selendang merah yang tertinggal di tanah, diciumnya selendang itu, harum rasanya, membuatnya kini penasaran, siapakah sosok itu, untuk apa ia datang kesini, apakah ia datang hanya ingin memandangiku dari jauh tanpa berani untuk mendekati, hatinya terus bertanya-tanya akan hal itu. Lalu ia kembali ke desa sambil membawa selendang merah itu, selendang itu ia gulung di tangannya dan selalu ia bawa kemana-mana, tujuannya tentu agar orang yang punya selendang itu melihatnya.

Pagi datang menyingsing gelapnya malam, sedari pagi Ben sudah berkelut dengan alat perkakasnya. Ia diberi tugas oleh Raja untuk membangun rumah kembali bagi para rakyat kucing. Ben dibantu oleh lima laki-laki kucing kecil, masing masing dari mereka sudah kehilangan Ayahnya karena gugur di medan perang. Setelah bekerja dengan para kucing kecil itu Ben selalu sempat mengajarkan dan menanamkan semangat perjuangan paa bocah kecil itu, agar mereka mampu untuk selalu mempertahankan rakyat Kerajaan Catring sampai titik darah penghabisan.

BERSAMBUNG ...

Saat Kau Melihat Kedalam Diri


Nama : MUHAMMAD AZIZ HAKIM
NPM : 34216744

Kelas : 2DD02
`
Di foto ini sarat akan makna, saya merasa putih dan tulus.

5 SIKAP  DAN KARAKTER POSITIF DALAM DIRI

1.     SELALU PERCAYA DAN BERSERAH KEPADA ALLAH SWT
2.     SENANTIASA BERSYUKUR DAN IKHLAS ATAS APA YANG DIDAPAT
3.     BERANI TAMPIL KEDEPAN
4.     TIDAK TAKUT KEPADA SIAPAPUN SELAIN ALLAH SWT
5.     AKAN SELALU BERSIKAP RENDAH DIRI PADA SIAPAPUN

5 SIKAP DAN KARAKTER NEGATIF DALAM DIRI

1.     SERING LUPA
Cara Mengatasi : Membuat Note

2.     MALAS
Cara Mengatasi : Selalu melihat pengorbanan orang tua, agar menjadi pelecut semangat kembali

3.     JAHIL
Cara Mencegah : Orang tersebut harus berjaga jaga agar tidak saya jahili :D

4.     KURANG SIMPATI,
Jika tidak ada yang bertanya, maka saya tidak perlu menjawab. Karena bagi saya hanya membuang buang waktu rasanya menjelaskan sesuatu kepada seseorang tanpa ada minat tertentu dari orang tersebut. Terkecuali sahabat dan keluarga saya.

5.     MAIN GAME MOBILE LEGENDS
Cara Mencegah : Kuota habis, tidak saya isi. Baca buku lebih giat, dsb.


PANDANGAN HIDUP

Bagi saya, ada 3 kunci dalam hidup saya agar hidup bahagia, yaitu senantiasa berikhtiar yang diiringi dengan berpikir positif, lalu berserah kepada Allah SWT dalam setiap langkah yang sudah diambil. Dan selalu bersyukur dan juga ikhlas atas setiap pencapaian dalam hidup :)